Green Energy Apakah Sehijau Namanya?
Tentu tak asing bagi kita mendengar tentang green energy, green energy bisa diartikan sebagai energi yang ramah lingkungan dan minim menghasilkan limbah. Green energy memanfaatkan energi dari alam dan memiliki sifat dapat diperbaharui seperti energi angin yang dapat dimanfaatkan menggunakan turbin angin, energi geothermal yang berasal dari panas bumi, energi hydropower atau energiyang memanfaatkan aliran air, energi surya atau energi yang memanfaatkan efek photovoltaic dan juga energi yang berasal dari biomassa. Pengembangan green energy juga menjadi salah satu tujuan PBB dengan ditetapkannya Sustainable development goals atau SDGS ke 7 yaitu affordable and clean energy yang bertujuan agar energi dari sumber fosil dapat ditekan (sdgs.un.org).
Tapi apakah benar green energy sehijau namanya?
Green energy diproyeksikan dapat mengurangi polusi yang disebabkan oleh bahan bakar fosil. Akan tetapi penggunannya di dunia sangat sedikit, menurut data dari center of climate and energy solution menyatakan bahwa persentase dari green energy adalah 26,2 % dari total energi global (c2es.org). Hal ini dikarenakan investasi untuk instalasi energi terbarukan sangatlah tinggi dan juga memiliki BEP (Break Even Point) atau diartikan waktu dimana modal yang digunakan berada pada titik impas dapat dicapai dalam waktu yang relatif lama. Hal ini mengakibatkan green energy kurang dapat bersaing dengan energi yang berasal dari fosil dan juga investor enggan menginvestasikan modalnya di sektor green energy. Beberapa jenis green energy juga memiliki efisiensi yang rendah seperti pada panel surya yang hanya memiliki 14% – 18% dan optimal pada suhu 25oC, akan tetapi mengalami penurunan efisiensi tiap kenaikan suhu 10oC setelah 25 oC sebanyak 0,4% atau melemah dua kali lipat (Sumber: Solar Electricity, Lorenzo Eduardo.). Dengan efisiensi yang rendah tersebut akan mengakibatkan sumber daya yang digunakan juga semakin tinggi.
Meskipun green energy memiliki beberapa kekurangan, akan tetapi kita perlu mendukung adanya pergeseran pemanfaatan energi yang berasal dari fosil menjadi energi yang dapat diperbaharui. Hal ini dikarenakan energi yang berasal dari fosil jumlahnya kian menipis di alam. Selain itu dengan adanya peningkatan pemanfaatan energi terbarukan maka permasalahan seperti polusi yang disebabkan oleh pemanfaatan energi fosil dapat dikurangi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan energi terbarukan juga akan mengakibatkan investor memilih menginvestasikan modalnya pada sektor ini dan juga riset yang berkaitan dengan energi terbarukan juga akan meningkat. Hal ini akan berdampak pada biaya untuk green energy menjadi semakin murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat luas.
Daftar rujukan:
Lorenzo, E. 1994. Solar Electricity Engineering Of Photovoltaic System. Sevilla (spain) : Promotora de Estudios, S.A.